Selasa, 06 Januari 2009

intermezo : nostalgia menulis

sedikit berkisah, semasa kecil dulu saya suka sekali menulis.
pernah sewaktu perjalanan naik kereta api ke surabaya saat kelas 4 sd dulu, sempat-sempatnya saya menulis puisi di dalam kereta tentang pemandangan dari jendela berjudul "alamku". heu, menggelikan memang, tapi saya masih dapat mengingat dengan jelas bahwa saat itu saya benar-benar ga mau kehilangan momen, dan dengan kegairahan membuncah saya mulai menulisnya.

karya "sastra" pertama saya yang dipublikasikan ke media cetak adalah artikel dengan judul "pergi ke dokter gigi" yang dimuat di majalah Bobo dalam rubrik arena kecil saat saya kelas 5 sd. Tak terbayangkan betapa senangnya hati ini saat itu, hanya karena melihat nama saya muncul dalam majalah yang sudah bertahun-tahun saya langgani. apalagi dengan imbalan sebuah kaos cantik bergambar kepala bobo si kelinci dan satu set crayon bertingkat yang saat itu sedang ngetren! x)
*namun sayangnya, kaos itu kini telah beralih fungsi menjadi lap kotor yang digunakan si bibi untuk melap sofa berlengan di ruang tamu, alih-alih saya simpan untuk dijadikan kenang-kenangan atas makakarya bersejarah saya. heu*

excited rasanya mengingat diary jaman sd saya yang penuh artikel norak khas anak kecil yang kalau dibaca lagi pasti dapat membuat lengkungan di bibir. tentang kegembiraan saya membahagiakan ortu karena pernah menyabet juara2 sistel sd se-kodya bandung *dulu masih kodya*, atau artikel lain tentang betapa berdukanya kami, anak-anak sd ywka 2 bandung , karena seorang teman 'telah pergi lebih dulu' karena sakit di otak *waktu itu saya ga menulis ia sakit apa*. dan kami terakhir melihatnya saat kelas 3 sd, rambutnya telah habis dan tampangnya kuyu. *we love u, afif! hiks* atau tentang kepergian soeharto ke makassar di penghujung kelas 5 yang juga membuat kami bersedih, atau artikel ga penting tentang kegirangan saya tiap bertemu pelajaran pak jasmita *guru bahasa indonesia* karena beliau selalu menghidupkan suasana kelas dengan seringnya membuat lomba debat antar barisan. *tema yang paling berkesan : "efektifkah tilang yang dilakukan polisi?"*

namun entah kenapa semakin kesini kebiasaan menulis diary itu perlahan berkurang dan menjadi hilang sama sekali, benar-benar hilang! padahal dari kebiasaan kecil dan sederhana itulah sebenarnya gaya dan kemampuan menulis dapat berkembang. *yang baru saya ketahui dan sadari belakangan ini setelah bertahun-tahun tidak menulis sehingga hasilnya saya tuai kini; membuat saya gugup di depan layar. xp.*

fuh, akhirnya dengan segenap tekad *halah* dan dengan melawan sebersit keraguan dan ketakutan akan "writers block", saya mulai memberanikan diri untuk membuat blog anyar ini sebagai transformasi dari diary-diary usang saya yang saya harap dapat menggelorakan semangat dan meningkatkan kemampuan saya untuk dapat menulis lagi. karena jujur, rasanya kini saya begitu tertatih-tatih dalam memilah diksi, memadupadankan frasa, atau menyerasikan makna.
ditunggu sumbangsih saran karitik dan ide dari teman-teman agar pembelajaran saya ini lebih berharga!


kindly regards.


Ps:
penamaan nama blog ini diilhami dari sebuah kisah drama percintaan dramatis dan melankolis yang diambil dari blog seorang teman lama dimana dalam drama tersebut saya dijuluki "humman's rule". hehe. cerdas bukan? karena nama saya memang "norma insani"
do you see?
;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar